Striker Inter Milan, Samuel Eto'o, bakal banyak berhadapan dengan defender Juventus, Fredrik Sorensen, pada "Derby d'Italia", Minggu (13/2/2011) ini. Ini pertarungan tak seimbang soal gaji, tapi belum tentu dalam hal permainan.
Inter memang akan bertandang ke kandang Juventus. Ini partai emosional dan selalu panas. Apalagi, gelar scudetto Juventus pada musim 2005-06 diberikan kepada Inter, karena Juve dinyatakan bersalah dalam skandal pengaturan skor, Calciopoli. Masalah gengsi juga menjadi energi tersendiri buat keduanya untuk saling mengalahkan.
Inter hampir pasti mengandalkan Eto'o dalam menyerang Juventus. Namun, tuan rumah kemungkinan besar mengandalkan Sorensen untuk mematikan striker asal Kamerun itu.
Soal gaji, Eto'o terlalu elit dibandingkan Sorensen. Bahkan, gaji Eto'o dalam sehari saja setara dengan gaji Sorensen dalam setahun atau gaji Eto'o 525 kali lebih besar dari gaji Sorensen.
Menurut Tuttosport, Eto'o dibayar Inter 10,5 juta euro (sekitar Rp 127 miliar) dalam setahun. Sedangkan, dalam waktu yang sama, gaji Sorensen hanya 20 ribu euro (sekitar Rp 241,9 juta). Jika dihitung-hitung, gaji Sorensen dalam semusim itu setara dengan gaji Eto'o dalam sehari.
Eto'o memang sudah lama menjadi bintang, jadi wajar mendapat bayaran besar. Dia mencetak 15 gol dalam 20 penamilannya di Serie-A musim ini. Di Liga Champions, dia mencetak 7 gol dalam 6 pertandingan.
Artinya, ketajamannya masih bisa diandalkan dan itu akan menjadi ancaman buat Juventus. Tugas berat buat Sorensen yang gajinya jauh dibandingkan Eto'o. Tapi, dalam sepak bola, masalah gaji tak menentukan. Sorensen yang 11 tahun lebih muda dan baru berumur 19 tahun pada 14 April nanti, semakin menunjukkan kemampuannya sebagai defender. Bukan tak mungkin dia akan merepotkan dan mematikan langkah Eto'o. Kariernya masih panjang dan suatu saat nanti bisa saja gajinya menyamai Eto'o atau bahkan melebihinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar