Rabu, 09 Maret 2011

Polusi Udara Ganggu Perkembangan Janin

Paparan polusi udara dari kendaraan bermotor bisa mengganggu pertumbuhan janin dan mengakibatkan berat badan lahir rendah. Para ibu hamil dianjurkan menghindari paparan polusi itu.

”Jika ibu hamil menderita penyakit terkait polusi udara, itu memengaruhi suplai makanan pada bayi,” kata dr Rinawati Rohsiswatmo dari Divisi Neonatal Departemen Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada pertengahan pekan ini di Jakarta.

Rina menjelaskan, masalah berat badan lahir rendah berdampak buruk pada kesehatan bayi. Salah satunya, bayi berisiko mengalami serangan akut seperti hipertermia dan tidak bisa bernapas normal. Dalam jangka panjang, hal itu bisa menghambat perkembangan otak.

Di Indonesia, 15-17 persen total jumlah bayi lahir dengan berat badan rendah, yaitu 2,5 kilogram atau kurang. ”Penyebab langsung di Indonesia adalah suplai makanan ke bayi kurang karena ibu sakit atau pembuluh darahnya terganggu saat hamil dan ada kelainan pada janin,” ujarnya.

Hasil studi di AS yang dipublikasikan dalam Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas sebagaimana dikutip situs BBC menyebutkan, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada ibu pada awal dan akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh baik sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah.

Studi itu melibatkan 336.000 bayi baru lahir sebagai subyek penelitian di New Jersey tahun 1999-2003. Para peneliti dari University of Medicine and Dentistry di New Jersey memakai informasi akta kelahiran dan data rumah sakit. Mereka merekam data para ibu hamil, termasuk etnik, status pernikahan, pendidikan, perokok atau bukan, dan tempat tinggal saat bayi lahir.

Para ilmuwan juga mengambil data Badan Perlindungan Lingkungan AS tentang polusi udara dari titik pemantauan dengan radius 10 km di seluruh penjuru New Jersey. Data itu untuk memantau paparan polusi udara terhadap para ibu pada trimester pertama kehamilan, dari rumah ke tempat kerja.

Hasil studi itu menunjukkan, dibandingkan dengan ibu yang memiliki bayi berbobot tubuh lahir normal, para ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan sangat rendah ternyata berusia lebih muda, tingkat pendidikan rendah, etnik Afrika-Amerika, perokok, miskin, dan orang tua tunggal.

Ada dua jenis polusi kendaraan bermotor yang berdampak pada pertumbuhan janin, yaitu partikel hitam dan nitrogen dioksida. Dua jenis polusi itu bisa masuk paru-paru dan mengganggu fungsi organ itu. (EVY)

Awas, Polusi Udara Bikin IQ Anak Rendah

Buruknya kualitas udara di perkotaan diduga kuat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak. Ibu hamil yang sering menghirup udara yang tercemar beresiko tinggi melahirkan bayi yang memiliki tingkat IQ rendah.

Penelitian yang dilakukan tim dari Columbia Centre for Children's Environmental Health menunjukkan hal tersebut. Dalam risetnya para ahli meneliti 249 anak yang semasa hamil ibunya tinggal di kota New York. Di bulan-bulan terakhir kehamilannya, para ibu hamil itu mengenakan tas monitor kualitas udara.

Para responden tersebut mayoritas tinggal di daerah pinggiran yang miskin, di bagian utara Manhattan dan South Bronx. Mereka terpapar oleh berbagai polusi udara, seperti dari knalpot kendaraan dan alat buangan gas.

Setelah anak-anak tersebut berusia 5 tahun dan mulai masuk sekolah, mereka diminta mengikuti tes IQ (intelligence quotient). Ternyata, anak yang saat hamil ibunya paling banyak terpapar polusi memiliki nilai IQ 4-5 poin lebih rendah dibandingkan anak yang kurang terkena polusi.

Dr.Michael Msaal, dokter spesialis anak dari Universitas Chicago, yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan meski berpengaruh, bukan berarti anak yang terkena polusi tidak akan bisa membaca atau menulis.

Patrick Breysse, spesialis kesehatan lingkungan dari Johns Hopkins school of public health, berpendapat, polusi udara memiliki dampak buruk pada perkembangan otak janin. Namun, faktor lain juga perlu diperhatikan, yakni status ekonomi yang rendah. Kedua faktor itu mungkin bisa menjawab mengapa anak-anak tersebut memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah.

Kaitan antara polusi udara dan kesehatan bayi sudah sejak lama diteliti. Sebelumnya penelitian menyebutkan ibu hamil yang tinggal di lingkungan udara tercemar beresiko melahirkan bayi dengan kelainan genetik, seperti berat badan rendah, ukuran kepala lebih kecil, atau risiko kanker.

Selain itu, disebutkan pula polusi udara menyebabkan keterlambatan perkembangan anak di usia 3 tahun dan timbulnya penyakit asma pada anak.

Para ahli menyatakan, pemaparan polycyclic aromatic hydrocaarbons (senyawa aromatik) sangat berbahaya. Zat beracun ini bisa menembus plasenta dan berdampak buruk bagi janin. Selain berasal dari knalpot kendaraan, zat kimia industri merupakan sumber dari pencemaran udara yang berbahaya.

Menurut dr.Nyoto Widiastomo, Sp.PD dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, senyawa aromatik (benzena) merupakan salah satu penyebab kanker darah (leukimia). Orang yang terpapar dalam waktu 5-30 tahun bisa terkena penyakit tersebut.

Dikeluarkan Sekolah gara-gara Facebook

"Sekola saya korupsi looh! Pengen saya basmi!" Fresta (17) sungguh sedang kesal ketika menulis kalimat itu di status Facebook-nya. Namun, ia tidak pernah menyangka, kalimat itu bakal membuatnya dikeluarkan dari sekolah. Malah bukan hanya dia, melainkan juga dua temannya yang ikut nimbrung di status itu.

Fresta adalah siswi kelas XI di Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan (SMK Pembangunan) Kota Bogor di Jawa Barat. Pada tanggal 8 Februari 2011, pukul 17.54, ia menulis dua kalimat itu di statusnya. Teman sekelasnya, Firda (17), ikut-ikutan memberi jempol pada status itu sebagai tanda menyukainya. Adapun Amelia (17) mengomentari dengan, "Hahahaha bener banget tuh".

Dua hari setelah itu, wali kelasnya mendatangi rumah Fresta di Kedung Halang, Kecamatan Bogor Utara. Sang guru mengundang orangtua Fresta untuk datang ke sekolah keesokan harinya. Saat ibu Fresta, Romlah Suharti (40), bertanya, sang guru tak menjelaskan, sambil beralasan akan ada penjelasan.

Keesokan harinya, pada 11 Februari, Romlah datang bersama Fresta. Beberapa menit di sana, ia sudah disodori selembar kertas kosong bermeterai. Manajemen sekolah meminta Fresta membuat surat pengunduran diri. Sekolah beralasan, ada perilaku Fresta yang tidak sesuai.

Romlah memohon agar sekolah tak mengeluarkan anaknya. Hari itu ia masih menolak menandatangani. Tanggal 14 Februari, Fresta resmi dikeluarkan dari sekolah setelah tetap tak ada titik temu. Hal serupa juga dialami dua temannya, Amelia dan Firda.

Mengapa menulis seperti itu di Facebook? "Soalnya denger-denger begitu. Siang sebelum menulis, air di kamar mandi sekolah ngadat. Hari itu juga datang orang PDAM ke sekolah nagih. Katanya tiga bulan belum bayar," tutur Fresta, Kamis (3/3/2011) di ruang rapat Komisi D DPRD Kota Bogor.

Amelia, Firda, serta lima kakak kelasnya, Pipih, Agustianingsih, Rinawati, Salamah, dan Munengsih, didampingi beberapa wakil orangtua hari itu mengadu ke DPRD agar mendapat keadilan dan kembali diterima bersekolah di SMK Pembangunan Bogor.

Manajemen sekolah sudah pernah juga mengeluarkan siswanya pada akhir Desember 2010. Saat itu yang dikeluarkan bahkan lima siswi kelas XII, tingkat akhir yang bakal mengikuti ujian nasional pada April mendatang. Alasannya, mereka kerap membolos sekolah dan berperilaku tidak baik.

"Fresta tidak bermasalah. Tidak membolos dan nilainya juga sedang-sedang," tutur Romlah. Ia mengaku anaknya memang pernah dihukum saat kelas X. Ketika itu ada razia telepon genggam. Ia meminjam telepon genggam temannya untuk mengirim pesan singkat, tetapi dalam telepon genggam itu ternyata ada gambar porno. "Itu juga bukan punya anak saya. Dan, setelah itu tidak ada masalah lain," tuturnya.

Menurut Romlah, sekolah seharusnya bisa instrospeksi diri mengapa sampai ada siswa yang menulis dengan status seperti itu di situs jejaring sosial. Artinya, ada ketidakpuasan dan seharusnya mereka tidak menanggapinya dengan keras langsung mengeluarkan, tetapi mengayomi.

Saat rapat dengan sejumlah anggota Komisi D DPRD Kota Bogor, mata Fresta tampak berkaca-kaca. Ia mengenakan seragam putih abu-abu. Begitu pula dengan dua temannya yang ikut nimbrung di status itu dan turut terkena getahnya dikeluarkan dari sekolah. Beberapa anggota DPRD sempat emosi berkomentar di hadapan Kepala SMK Pembangunan Bogor Fahruraji dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor Fajar Maulana Yusuf.

"Saya juga punya anak perempuan yang juga seumur mereka. Seharusnya sekolah itu mendidik anak, bukan membinasakan dengan dikeluarkan dari sekolah. Apalagi yang kelas XII, sudah mau ujian nasional," ujar Dodi Setiawan, anggota DPRD Kota Bogor dengan suara bergetar.

Seorang anggota DPRD lainnya memegang tangannya, berupaya menenangkan. Tiga dari lima siswi kelas XII itu mengaku, alasan dikeluarkan juga karena dituduh berbuat tidak senonoh di luar sekolah. "Alasan kepada orangtua memang karena bolos, tapi belakangan disebut-sebut kami ini cewek enggak bener," tutur Rina, seperti diakui pula oleh temannya, Agustianingsih.

"Sewaktu protes dikeluarkan, ada guru yang bilang percuma karena katanya ada yang pernah lihat saya di hotel. Katanya sekolah punya satgas. Padahal, itu enggak betul," tutur Rina.

Ia menduga tuduhan itu disebabkan ia dan keempat temannya kerap berdandan modis. Dua di antaranya menggunakan kawat gigi, serta beberapa kali ada yang membawa telepon genggam cukup bagus.

Sejak dikeluarkan, dia mengaku belum menemukan sekolah pengganti sehingga khawatir tidak bisa mengikuti ujian nasional. Namun, dari pertemuan itu, Dinas Pendidikan Kota Bogor berjanji akan memfasilitasi mereka kembali bersekolah di SMK Pembangunan dan bisa mengikuti ujian nasional.

"Nomor ujian nasional sudah dicetak, tetapi saya akan mencoba mendaftarkan lima siswi itu," tutur Fajar. Sekolah juga akhirnya berjanji akan menerima kedelapan siswa itu.

Namun, soal alasan siswi itu dikeluarkan, Fahruraji cuma melempar tersenyum. Apa benar karena status Facebook? "He-he-he. Ada hal-hal yang kurang pas saja. Ya, seolah dia tidak concern kepada sekolah," ujar Fahruraji sambil berlalu.

Ngobrol Bareng Gus Dur di Alam Kubur











Judul : Ngobrol Dengan Gus Dur Dari Alam Kubur
Penulis : Argawi Kandito
Penerbit : Pustaka Pesantren
Edisi : I, 2010
Tebal : xxvi+180 halaman
ISBN : 979-8452-75-5
Peresensi : Ali Mahmudi CH *)

Pasca Gus Dur wafat, berbagai pemikirannya tak pernah surut diperbincangkan. Bahkan momen kedukaan itu menjadikan daya magnetik terbesar guna mengenang gagasan pemikirannya. Dalam rangka mengenang beliau, tak hanya Yasinan dan Tahlilan saja yang dikumandangkan. Tetapi, banyak mereka yang mengkaji pemikiran-pemikirannya. Ini tak lazim dilakukan pasca kemangkatan orang biasa. Memperbincangkan Gus Dur seolah memang tak ada matinya.

Alam kubur memang tak ada bedanya dengan alam dunia. Hanya saja terbatas ruang dan waktu. Alam kubur merupakan alam bebas dan individualistik. Kehidupan di alam kubur tergantung dari kehidupan di alam dunia. Ketika selama hidup di dunia ini sederhana, dan tidak berbuat yang aneh-aneh, maka di alam kuburnya ia akan mendapatkan kelayakan tempat. (Abdurrahman Wahid)

Meski secara fisik telah berpindah alam, namun itu tidak menjadi kendala untuk menyamapaikan fatwa-fatwanya. Meski di alam kubur, kebiasaan-kebiasaan selama hidupnya juga tetap eksis dijalankan. Yakni, sowan ke tempat kyai-kyai dan ulama’ untuk diajak berdiskusi dan mengaji kehidupan. Cerita perjalanan Gus Dur di Alam Kubur, pertemuannya dengan tokoh-tokoh besar muslim, ini semakin mempertebal keimanan kita mengenai misteri alam kubur.

Buku bertajuk “Ngobrol dengan Gus Dur dari Alam Kubur”, merupakan buku yang tergolong unik. Penulisnya mengambil data-data tak hanya dari karya-karya fenomenal pakar-pakar sebelumnya, sebagaimana kebanyakan orang lakukan. Tetapi data-data dalam buku ini diambil dari eksplorasi alam ruhani dengan melakukan dialog khusus antar dua alam. Antar penulis dan narasumber telah berbeda alam. Namun, itu tidak menjadikan kendala tersendiri bagi penulis.

Sebab, dengan kemampuan spiritual penulis, sehingga penulis mampu berkomunikasi dan berdialog langsung kepada orang-orang besar yang telah terlebih dahulu pindah alam dari alam manusia menuju alam keabadian akhirat. Sejak Gus Dur masih hidup, memang banyak buku-bukunya yang diterbitkan. Meskipun demikian, pasca beliau meninggalpun buku-buku tentang Gus Dur juga tidak mati di penerbitan. Justru malah semakin membludak.

Inilah kharisma tersendiri yang dimiliki oleh sosok pejuang Gus Dur. Samudra pemikirannya seolah tak ada habisnya. Ia tetap mengalir deras membasahi permukaan kehidupan bangsa tanah air ini meskipun ia telah meninggal. Kharisma Gus Dur pasca wafatnya semakin menunjukkan daya tarik positif yang kuat. Orang-orang yang dulu belum atau bahkan tidak mengenal Gus Dur, kini mereka menjadi tertarik untuk mendalami pemikirannya.

Keunikan ataupun kelebihan dalam buku ini paling tidak mencakup dua hal. Pertama, metode pengunduhannya didownload dari alam kubur, kemidian dikolaborasi dari alam hakikat melalui komunikasi ruh. Metode penelitian seperti ini jarang dilakukan oleh penulis-penulis lain. Dari sini semakin jelaslah hakikat diri Gus Dur yang terlepas dari kepentingan-kepentingan duniawi.

Kedua, gagasan-gagasan yang diambil langsung ini merupakan pemikiran mutakhir Gus Dur dari alam kubur. Secara tidak langsung ini telah menyumbang banyak gagasan. Baik gagasan keduniawian maupun untuk kahidupan ukhrawi. Bahwa kehidupan di alam kubur itu ada dan orang yang telah mati itu sejatinya tidak mati. Ia tetap hidup sebagaimana hidupnya di dunia, namun telah pindah dari alam kasat mata menuju alam gaib.

Selama hayatnya, Gus Dur selalu memperjuangkan kebenaran sejati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini ditujukan agar kehidupan rakyat menjadi sejahtera, tidak hidup susah, dan dibohongi oleh Negara. Kebanaran sejati beliau ini dibangun berlandaskan pengetahuan yang mendalam tentang hakekat manusia, harkat kebangsaan, kesadaran akan pluralitas, dan apresiasi kreatif terhadap kebudayaan.

Dalam pemikirannya mengenai tingkatan menuju Tuhan, Gus Dur lebih mendahulukan perjuangan sosio kultural untuk membangun sistem penyejahteraan rakyat (hablun min an-naas). Ini merupakan tarekat tertinggi dan lebih cepat sampai kepada Tuhan ,dari pada harus melewati jalan ritual-individualistik (hablun min Allah). Oleh sebab itu, gagasan beliau menegaskan bahwa umat islam perlu menyempurnakan Rukun Iman, Rukun Islam yang telah mapan itu dan kemudian merumuskan serta mengajarkan Rukun Sosial yang masih rapuh dikalangan umat.

Konsep Rahmatan lil ‘alamiin, bagi beliau dimaknai sebagai rekonstruksi sistem sosial islam yang sejajar dengan Rukun Iman dan Islam. Ini dimaksudkan agar keberadaan umat islam benar-benar menjadi rahmat bagi seluruh alam. Utamanya menjadi rahmat bagi seluruh rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bagaimana islam mampu membawa rahmat bagi seluruh alam, kalau di negaranya bertindak anarkisme dan permusuhan yang mengatasnamakan agama. Paham yang tak sesuai dengan islam dimusuhi habis-habisan. Bahkan tak jarang pengikut-pengikut mereka dianiaya. Padahal pengikut itu tidak tahu apa-apa. Dia hanya iseng-iseng anut-grubyuk dengan teman-temannya. Bukankan orang yang dikatakan menyimpang itu berpikir dan bertindak untuk mencapai yang terbaik?

Mereka sama artinya dengan berpendapat. Bagaimanapun juga, di era reformasi ini kita hendaknya menjunjung tinggi dan menghargai kebebasan berpendapat. Gagasan inilah yang difatwakan Gus Dur ketika beliau menjabat sebagai presiden. Kebijakasanaannya selalu mengangkat derajat orang-orang kecil teraniaya. Rukun Sosial inilah yang belum kebanyakan orang ketahui. Bahkan mereka mengabaikannya. Bagaimana dia menjadi muslim sempurna, kalau didunia sering menindas orang lain.