Selasa, 27 April 2010

Kakek ku Hebat…

Seorang kakek bercerita tentang pengalamannya sewaktu berperang pada jaman tempo dulu. Percakapan mereka sebagai berikut:
Kakek: “Dulu opa pergi berperang, ketika opa dan teman-teman opa akan pergi menyerang musuh pakai pesawat, ternyata di tengah perjalanan pesawat kami tertembak oleh musuh sehingga pesawat kami hancur dan semua yang ada di pesawat itu meninggal termasuk sang pilot”
Cucu : “Tapi kenapa opa sampai sekarang masih hidup?”
Kakek : “Karena opa ketinggalan pesawat!”
Cucu : horee.. opa hebat

Just Be Your Self

Jangan memaksa orang untuk berubah, dan jangan pula mau dipaksa untuk berubah. Kan sangat tidak sopan sekali jika kita tidak ingin diubah orang tapi kita memaksa orang berubah.

Perubahan dalam artian positif sih oke saja, jika yang tadinya merokok menjadi tidak merokok, yang tadinya suka mabuk dan dugem akhirnya taubat gak lagi mabuk dan dugem. Itu mah bagus… saya setuju

Tapi kalo tiba – tiba kamu dipaksa untuk menjadi putih, ya kalo emang pada dasarnya kulit kamu hitam, terima saja dan bersyukur dengan kulitmu yang lebih tahan sinar matahari dibandingkan mereka yang kulitnya putih bak pualam itu.

Atau kamu kan jadi lebih terlihat eksotis dan orang – orang barat lebih suka melihat kita bahkan mereka tergila-gila loh hihihi D

Okelah kalo untuk penampilan kamu harus rapi dan wangi, tapi untuk urusan sampe pinjem – pinjeman segala bahkan berhutang hanya untuk dandan yang berlebihan, fashion yang juga gak boleh ketinggalan mode, sepatu yang harus gonta ganti… Aduh… *nepok jidat* Dear sekarang dah gak zamannya lagi.

Orang akan lebih menghargai kamu yang jujur dengan apa yang ada pada dirimu, gak membohongi dirimu, orang lain dan yang lebih parah membohongi Tuhanmu.

Toh… kamu bukan menjadi dirimu sendiri… kamu hanya tubuh yang berbalut busana dan make up seperti tokoh idolamu.

Atau kamu … hey … para kaum lelaki , jangan memaksa pacar kamu untuk menuruti pacar kamu menjadi wanita yang kamu impikan atau pacar impian entah Dian Sastro, Luna Maya atau what ever lah… Kasihan kamu hanya membohongi diri kamu. Lagian toh dalam Islam juga gak ada istilah pacaran, jadi mendingan tobat dari sekarang…

Hihihihi … aku bisa ngomong kayak gini karena udah mengalaminya, jadi udah tobat pacaran sekarang heheheh D *garing ah*

Ya… marilah sekarang kita jujur dengan mengeluarkan semua pesona kita, dengan tidak memakai topeng kepalsuan, balutan busana yang fashionable D

Girls… come on … wake up … gak usah lagi terbujuk rayuan iklan dan gemerlap keindahan produk. Kulit putih, rambut tergerai ringan dan enak jatuhnya serta tubuh langsing.

Pokoknya itu hanya hal fisik semata, hal yang hanya akan mempesona lelaki untuk menikmati bukan untuk mencintai. Hal yang memposisikan dirimu hanya sebagai objek.

Sekarang sudah saatnya kita menerima seseorang yang berani menerima kekurangan dan ketidak sempurnaan kita… Lihatlah mereka yang tidak sempurna, yang tetap semangat menjalani hidup dan dengan ikhlas menerima kekurangan mereka.

Harapan dan Do’a

Maaf nak ……………………..

Bapak tidak bisa mendampingimu kala kau mengikuti test

Maaf nak …………………….

Bapakmu harus berjuang demi sesuap nasi yang harus kita makan besok

Maaf nak …………………….

Jangan jadikan keadaan ekonomi kita menjadi halangan untuk maju

Maaf nak ……………………

Bapak hanya bisa berdo’a untuk kesuksesanmu

Maaf nak ……………………

Jangan dengar orang menghina keadaan kita

Maaf nak ……………………

Jadilah dirimu sendiri

maaf nak …………………..

Hanya ini yang dapat bapakmu berikan saat ini

Maaf nak ……………………

izinkan bapakmu memberikan yang terbaik untuk mu

Maaf nak ……………………

Berjuanglah dan tekadkan langkahmu menuju apa yang kau citakan

Ya Allah ……………………

Berilah kami kekuatan untuk menjalani hidup yang terjal dan penuh bebatuan yang menyakitkan tapak kaki kala kami melangkah.

Hanya padaMulah aku memohon dan hanya kepadaMulah aku meminta

Lancarkanlah jalan anakku menuju kesuksesannya dan jadikan ia orang yang selalu sederhana baik dalam susah dan senang

Amien …………………………………………………………..

DARI BAPAKMU

YANG SELALU BERHARAP DAN BERDO’A

Rahasia Dibalik Nama Muhammad?

Nama Muhammad memang sangat fenomenal dan telah menjadi buah bibir semenjak zaman nabi Adam As masih bersemayam di surga, secara tidak sengaja Adam As melihat nama ini di dinding-dinding surga yang selalu disandingkan dengan asma Allah Swt. Walhasil Adam menjadi penasaran dengan nama ini dan memberanikan diri untuk menanyakan langsung rahasia dibalik penulisan nama Muhammad?

Allah Swt menjawab : DIA adalah kekasih KU “Habibullah” , Muhammad adalah salah satu dari keturunan MU yang akan diutus sebagai nabi terakhir, walaupun DIA utus sebagai nabi terakhir, Muhammad adalah Pioner dari para utusan KU di akherat kelak. Dan AKU menciptakan alam semesta seisinya ini semata-mata hanya untuk DIA.

Dalam masalah aqidah, Keislaman seseorang tidak akan sah dan tidak di sebut sebagai muslim sebelum nama Muhammad di sebutkan setelah nama Allah swt , demi melengkapi penyaksian (syahadat) akan Allah swt dan Nabi Muhammad saw.

Para salaf soleh (ulama-lama soleh zaman dulu) sangat menganjurkan untuk memberikan nama anak-anak kita dengan nama Muhammad atau Ahmad, mereka berkeyakinan bahwa sebuah keluarga akan lebih barokah dan tentram jika salah satu anaknya dinamakan dengan nama sang Nabi ini.

Sebagian guru agama atau kiyai yang mengerti rahasia dari nama ini sangat sungkan dan enggan memberikan hukuman atau memukul murid-muridnya yang kebetulan bernama Muhammad atau Ahmad. Walaupun dia memang bersalah dan layak di hukum. Hal ini demi adab dan menjaga diri dari menciderai keagungan nabi Muhammad saw.

Bahkan menurut satu keterangan ( dhaif), para malaikat yang menjaga neraka dan menyiksa orang-orang yang berdosa disana akan memberikan dispensasi khusus kepada para muslimin yang sempat mampir di neraka dan memiliki nama ini, sehingga tidak menerima hukuman yang sama dengan para penghuni neraka lain sebelum akhirnya dimasukkan ke sorga.

Akhirnya, berhati-hatilah dan bersikaplah bijak sebisa mungkin dengan orang-orang yang bernama Muhammad, bukan karena kita takut, enggan atau apapun, akan tetapi demi menjaga martabat sang Nabi dan kemuliaannya maka I.Allah penghormatan kita pada orang-orang yang kebetulan memiliki nama tersebut akan di balas oleh Allah swt dan kekasihnya Muhammad Saw.

Senin, 19 April 2010

PERIA DALAM ISLAM.

Pria dalam islam
Allah Swt telah menetapkan pria sebagai sosok pelindung lawannya, yaitu wanita. Dipandangan islam, pria haruslah bersikap pemberani dan pemimpin bagi kaumnya.
A.Kewajiban mencari nafkah
Bagi islam, usaha untuk mencari nafkah sebagai kewajiban bagi seorang pria. Sebaliknya, mancari nafkah tidak ditetapkan sebagai kewajiban bagi wanita, tetapi hanya sekedar mubah(boleh) saja- jika dia menghendaki, dia boleh melakukannya. Allah Swt berfirman :
Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah sesuai dengan kemampuannya. (QS. At-talaq: 7)
Dalam ayat di atas, yang dianggap mampu tidak disebutkan kecuali pria. Allah Swt. Juga berfirman :
Kewajiban ayah adalah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan makruf.(QS al-baqarah : 23)
Artinya, Allah telah menetapkan bahwa mencari nafkah adalah kewajiban bagi pria.
1. Kewajiban kepemimpinan
Islam telah menetapkan bahwa urusan kepemimpinan ( qawwamah)- di dalam rumah tangga-adalah diperuntukkan bagi pria atas wanita. Artinya, para suami memiliki wewenang untuk mengendalikan kepemimpinan sera mengeluarkan perintah dan larangan di dalam kehidupan rumah tangga. Allah Swt. Berfirman:
Kaum pria dan para suami adalah pemimpin kaum wanita (para istri) karena Allah memberikan kelebihan kepada sebagian mereka (kaum pria) atas sebagian yang lain (kaum wanita), dan kaena mereka telah memberikan nafkah dari sebagian hata mereka. Oleh karena itu wanita–wanita yang saleh adalah mereka yang senantiasa berlaku taat kepada Allah dan memelihara diri pada saat suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara mereka. Sementara itu, erhadap para wwanita yang kalian khawatirkan nusyz(pertentangan)nya, hendaklah yang kalian menasihati mereka, memmisahkan mereka dari tempat tidur mereka, dan memukul mereka. Akan tetapi, jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan ( untuk menyusahkan mereka). Sesungguhnya Allah maha tinggi dan maha besar. (QS. Annisa :3)
Dengan demikian, Allah Swt. Telah menjelaskan bahawa kepemimpinan dalam rumah tangga merupakan kewenangan pria, karena dia telah menetapkan berbagi kelebihan kepada merek adalam kaitannya dengan sejumlah taklif seperti : kekuasaan dalam pemerintahan, imam dalam shalat, wali dalm pernikahan, dan hak menjatuhkan talak dalm peceraian. Allah Swt. Berfirman, sebagaimana dikemukakan dalam ayat diatas demikian :
karena Allah memberikan kelebihan kepada sebagian mereka (kaum pria) atas sebagian yang lain(QS an-Nisa : 3)
ihwal kepemimian ini ditunjukkan oleh adanya taklif atas pundak pria (para suami) untuk memberikan mahar dan nafkah, sebagaiman firmannya :
karena mereka telah memberikan dari harta-harta mereka. (QS. An-Nisa :3)
lebih dari itu Allah Swt. Juga telah menetapkan adanya hak bagi seorang suami untuk mendidik isrinya dengan cara memberi nasihat yang baik, memisahkan tempat tidurnya, atau memukulnya dengan pukulan yang tidak sampai menyakitkan; sesuai dengan kadar dosa (pelanggaran) yang dlakukan. Sikap semacam ini dilakukan jika memang istri melakukan kedurhakaan, kemaksiatan, atau penentangan terhadap suami.
B. Pria Tidak Islami
1. Akidahnya Amburadul
Di antara ciri pria semacam ini adalah ia punya prinsip bahwa jika cinta ditolak, maka dukun pun bertindak. Jika sukses dan lancar dalam bisnis, maka ia pun menggunakan jimat-jimat. Ingain buka usaha pun ia memakai pelarisan. Jika berencana nikah, harus menghitung hari baik terlebih dahulu. Yang jadi kegemarannya agar hidup lancar adalah mempercayai ramalan bintang agar semakin PD dalam melangkah. Inilah ciri pria yang tidak pantas dijadikan idaman. Akidah yang ia miliki sudah jelas adalah akidah yang rusak. Ibnul Qayyim mengatakan, “Barangsiapa yang hendak meninggikan bangunannya, maka hendaklah dia mengokohkan pondasinya dan memberikan perhatian penuh terhadapnya. Sesungguhnya kadar tinggi bangunan yang bisa dia bangun adalah sebanding dengan kekuatan pondasi yang dia buat. Amalan manusia adalah ibarat bangunan dan pondasinya adalah iman.” (Al Fawaid)
Berarti jika aqidah dan iman seseorang rusak -padahal itu adalah pokok atau pondasi-, maka bangunan di atasnya pun akan ikut rusak. Perhatikanlah hal ini!
2. Menyia-nyiakan Shalat
Tidak shalat jama'ah di masjid juga menjadi ciri pria bukan idaman. Padahal shalat jama'ah bagi pria adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam al Qur'an dan berbagai hadits. Berikut di antaranya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, seorang lelaki buta datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ لَيْسَ لِى قَائِدٌ يَقُودُنِى إِلَى الْمَسْجِدِ.
فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ يُرَخِّصَ لَهُ
فَيُصَلِّىَ فِى بَيْتِهِ فَرَخَّصَ لَهُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ «
هَلْ تَسْمَعُ النِّدَاءَ بِالصَّلاَةِ ». فَقَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَأَجِبْ .

”Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki penunjuk jalan yang dapat mendampingi saya untuk mendatangi masjid.” Maka ia meminta keringanan kepada Rasulullah untuk tidak shalat berjama'ah dan agar diperbolehkan shalat di rumahnya. Kemudian Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Namun ketika lelaki itu hendak beranjak, Rasulullah memanggilnya lagi dan bertanya, “Apakah kamu mendengar adzan?” Ia menjawab, ”Ya”. Rasulullah bersabda, ”Penuhilah seruan (adzan) itu.*” (HR. Muslim). Orang buta ini tidak
dibolehkan shalat di rumah apabila dia mendengar adzan. Hal ini menunjukkan bahwa memenuhi panggilan adzan adalah dengan menghadiri shalat jama’ah. Hal ini ditegaskan kembali dalam hadits Ibnu Ummi Maktum. Dia berkata, :
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْمَدِينَةَ كَثِيرَةُ الْهَوَامِّ وَالسِّبَاعِ.
فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَسْمَعُ حَىَّ عَلَى الصَّلاَةِ
حَىَّ عَلَى الْفَلاَحِ فَحَىَّ هَلاَ.
“Wahai Rasulullah, di Madinah banyak sekali tanaman dan binatang buas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu mendengar seruan adzan hayya ‘alash sholah, hayya ‘alal falah? Jika iya, penuhilah seruan adzan tersebu*”.” (HR. Abu Daud. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
Lihatlah laki-laki tersebut memiliki beberapa udzur: [1] dia adalah seorang yang buta, [2] dia tidak punya teman sebagai penunjuk jalan untuk menemani, [3] banyak sekali tanaman, dan [4] banyak binatang buas. Namun karena dia mendengar adzan, dia tetap diwajibkan menghadiri shalat jama’ah. Walaupun punya berbagai macam udzur semacam ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memerintahkan dia untuk memenuhi panggilan adzan yaitu melaksanakan shalat jama’ah di masjid. Bagaimana dengan orang yang dalam keadaan tidak ada udzur sama sekali, masih diberi kenikmatan penglihatan dan sebagainya?! Imam Asy Syafi'i sendiri mengatakan, “Adapun shalat jama’ah, aku tidaklah memberi keringanan bagi seorang pun untuk meninggalkannya kecuali bila ada udzur.*” (Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 107)
Jika pria yang menyia-nyiakan shalat berjama'ah di masjid saja bukan merupakan pria idaman, lantas bagaimana lagi dengan pria yang tidak menjalankan shalat berjama'ah sendirian maupun secara berjama'ah?! Seorang ulama besar, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam kitabnya Ash Sholah wa Hukmu Tarikiha, hal. 7, mengatakan, ”*Kaum muslimin tidaklah berselisih pendapat (sepakat) bahwa meninggalkan shalat wajib (shalat lima waktu)
dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, zina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat.*”
3. Sering Melotot Sana Sini
Inilah ciri berikutnya, yaitu pria yang sulit menundukkan pandangan ketika melihat wanita. Inilah ciri bukan pria idaman. Karena Allah berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat".
(QS. An Nur: 30)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada para pria yang beriman untuk menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan yaitu wanita yang bukan mahrom. Namun jika ia tidak sengaja memandang wanita yang bukan mahrom, maka hendaklah ia segera memalingkan pandangannya. Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,

سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ
فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
“Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)

Boleh jadi laki-laki tersebut jika telah menjadi suami malah memandang lawan jenisnya sana-sini ketika istrinya tidak melihat. Kondisi seperti ini pun telah ditegur dalam firman Allah,
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan
oleh hati.” (QS. Ghofir: 19) Ibnu 'Abbas ketika membicarakan ayat di atas, beliau mengatakan bahwa yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah seorang yang bertamu ke suatu rumah. Di rumah tersebut ada wanita yang berparas cantik. Jika tuan rumah yang menyambutnya memalingkan pandangan, maka orang tersebut melirik wanita tadi. Jika tuan rumah tadi memperhatikannya, ia pun pura-pura menundukkan pandangan. Dan jika tuan rumah sekali lagi berpaling, ia pun melirik wanita tadi yang berada di dalam rumah. Jika tuan rumah sekali lagi memperhatikannya, maka ia pun pura-pura menundukkan pandangannya. Maka sungguh Allah telah mengetahui isi hati orang tersebut yang akan bertindak kurang ajar. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dan disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (12/181-182). Ibnu 'Abbas mengatakan, “Allah itu mengetahui setiap mata yang memandang apakan ia ingin khianat ataukah tidak.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid dan Qotadah. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 12/182, Darul Qurthubah)
4. Senangnya Berdua-duaan
Inilah sikap pria yang tidak baik yang sering mengajak pasangannya yang belum halal baginya untuk berdua-duaan (baca: berkhalwat). Berdua-duaan (khokwat) di sini bisa pula bentuknya tanpa hadir dalam satu tempat, namun lewat pesan singkat (sms), lewat kata-kata mesra via FB dan lainnya. Seperti ini pun termasuk semi kholwat yang juga terlarang.
Dari Ibnu Abbas, Nabi *shallallahu ‘alaihi wa sallam *bersabda,

لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.*” (HR. Bukhari, no. 5233) Rasulullah* shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ
ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ

“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”(HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)
5. Tangan Suka Usil
Ini juga bukan ciri pria idaman. Tangannya suka usil menyalami wanita yang tidak halal baginya. Rasulullah *shallallahu ‘alaihi wa sallam *pun ketika berbaiat dan kondisi lainnya tidak pernah menyentuh tangan wanita yang tidak halal baginya. Dari Abdulloh bin ‘Amr, ”*Sesungguhnya Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan wanita ketika berbaiat.*” (HR. Ahmad dishohihkan oleh Syaikh Salim dalam Al Manahi As Syari’ah)
Dari Umaimah bintu Ruqoiqoh dia berkata, ”*Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya aku tidak pernah menjabat tangan para wanita, hanyalah perkataanku untuk seratus orang wanita seperti perkataanku untuk satu orang wanita*.” (HR. Tirmidzi, Nasai, Malik dishohihkan oleh Syaikh Salim Al Hilaliy)
Zina tangan adalah dengan menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom sehingga ini menunjukkan haramnya. Dari Abu Hurairah *radhiyallahu ‘anhu *, Rasulullah *shallallahu ‘alaihi wa sallam* bersabda,

كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ
مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا
الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ
وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ
ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ

“*Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.*” (HR. Muslim no. 6925)
6. Tanpa Arah yang Jelas*
Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam *bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يَحْبِسَ عَمَّنْ يَمْلِكُ قُوتَهُ

“*Seseorang dianggap telah berdosa jika ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.*” (HR. Muslim no. 996)

Berarti kriteria pria idaman adalah ia bertanggungjawab terhadap istrinya dalam hal nafkah.
Sehingga seorang pria harus memiliki jalan hidup yang jelas dan tidak boleh ia hidup tanpa arah yang sampai menyia-nyiakan tanggungannya. Sejak dini atau pun sejak muda, ia sudah memikirkan bagaimana kelak ia bisa menafkahi istri dan anak-anaknya. Di antara bentuk persiapannya adalah dengan belajar yang giat sehingga kelak bisa dapat kerja yang mapan atau bisa berwirausaha mandiri. Begitu pula hendaknya ia tidak melupakan istrinya untuk diajari agama. Karena untuk urusan dunia mesti kita urus, apalagi yang sangkut pautnya dengan agama yang merupakan kebutuhan ketika menjalani hidup di dunia dan akhirat. Sehingga sejak dini pun, seorang pria sudah mulai membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup untuk dapat mendidik istri dan keluarganya. Sehingga dari sini, seorang pria yang kurang memperhatikan agama dan urusan menafkahi istrinya patut dijauhi karena ia sebenarnya bukan pria idaman yang baik.

Rabu, 14 April 2010

7 kebiasaan yang membuat hidup menjadi kaya

Sering kali kita berpikir, bagaimana caranya agar kita bisa kaya secara materil dengan waktu cepat, tapi sedikit di antara kita tidak memikirkan arti kaya yang sebenarnya, kebiasaan kita sangat menentukan arah yang akan kita lalui, ini sedikit motivasi buat agan-agan sekalian yang semoga berguna buat yang membacanya:

1. Kebiasaan mengucap syukur

Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik, tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk. Ada rahasia besar di balik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun, telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi di seluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah, “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini, aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur, namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkat, kesehatan, keluarga, sahabat, dan sebagainya. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.


2. Kebiasaan berpikir positif

Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera ke arah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.


3. Kebiasaan berempati

Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain. Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif di balik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois, yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati, namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dan sebagainya.


4. Kebiasaan mendahulukan yang penting

Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.


5. Kebiasaan bertindak

Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.


6. Kebiasaan menabur benih

Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.


7. Kebiasaan hidup jujur

Tanpa kejujuran, kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendiri tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit